Berusia 90 Tahun, Dalai Lama Tegaskan Akan Terus Menentang Tiongkok

Politik Ragam
0 0
Read Time:2 Minute, 21 Second

Momen Ulang Tahun ke-90 dan Pernyataan Tegas

pondokpapan.com – Pada 6 Juli 2025, Dalai Lama ke‑14, Tenzin Gyatso, genap berusia 90 tahun dalam acara besar di Dharamshala, India. Ribuan umat Buddha Tibet dan tokoh internasional berkumpul untuk merayakan milestone ini. Di tengah doa panjang, paduan suara tradisional, dan sambutan dari pemimpin global seperti Barack Obama, Bill Clinton, PM Modi, serta tokoh Taiwan, Dalai Lama menyampaikan ulang tekadnya: institusi penggantinya akan tetap berjalan, tanpa intervensi Tiongkok.

Tak hanya itu, ia mengumumkan bahwa badan keagamaannya, Ganden Phodrang Trust, akan bertanggung jawab penuh atas identifikasi reinkarnasinya berikutnya. Ini adalah penegasan jelas terhadap klaim Beijing yang ingin mengendalikan proses tersebut lewat sistem “urna emas” dan persetujuan pemerintah.

Makna Penegasan Melawan Campur Tangan Pemerintah Tiongkok

Pernyataan Dalai Lama ini menjadi momen konfrontasi terbuka terhadap klaim Tiongkok atas proses spiritual Tibet. Beijing sejak 1950-an telah berusaha mengontrol reinkarnasi tokoh besar—kasus paling mencolok adalah pengangkatan Panchen Lama oleh pemerintah Cina setelah penangkapan kandidat pilihan dalai lama sebelumnya.

Dengan mengumumkan bahwa penggantinya akan lahir di “free world” (luar Tiongkok), Dalai Lama ingin menghindar dari kontrol otoritarian Tiongkok, sekaligus memastikan kontinuitas spiritual dan identitas budaya Tibet.

Langkah ini juga menjawab keraguan lama komunitas Tibet di pengasingan terkait otoritas reinkarnasi yang sah. Dengan menyerahkan penuh kepercayaannya pada Ganden Phodrang Trust, Dalai Lama menunjukkan bahwa institusi spiritual Tibet akan tetap independen, tanpa campur tangan negara.

Dukungan Internasional dan Reaksi Beijing

Pernyataan Dalai Lama mendapatkan sambutan luas dari kalangan internasional. PM India Narendra Modi, tokoh Taiwan, dan sejumlah mantan presiden AS secara terbuka menyatakan dukungan atas hak Tibet dalam memilih pemimpin spiritualnya tanpa intimidasi pihak lain.

Sementara itu Beijing segera menanggapi keras. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, menegaskan bahwa proses reinkarnasi harus mengikuti aturan pemerintah melalui metode urna emas dan persetujuan negara.

Beijing juga menyebut Dalai Lama sebagai “separatis” dan menyangkal otoritas spiritualnya. Tekanan terhadap Tibet dan komunitas Buddhist di Tiongkok tetap intens—bendera Tibet dilarang, dan simbol spiritual dihapus dari ruang publik.

Implikasi Diplomatik dan Politik Global

Penegasan Dalai Lama ini mencerminkan konflik lebih luas antara hak budaya agama dan agresi geopolitik. Bagi komunitas internasional dan negara seperti AS, India, dan negara Eropa, ini menjadi momentum mendukung kebebasan beragama Tibet—sejalan dengan diplomasi nilai dan HAM.

Bagi Beijing, ini adalah tantangan langsung terhadap narasi “Tiongkok bersatu”. Intervensi Dalai Lama bisa meningkatkan tensi diplomatik, terutama saat Pekan Olimpiade 2027 atau pembicaraan bilateral antara AS dan Tiongkok sedang berlangsung.

Analisis dari lembaga seperti SOAS mengingatkan: China mungkin menekan dan mengisolasi komunitas Tibet, serta memanfaatkan negara sekutu untuk memblokir pengaruh spiritual Dalai Lama—yang bisa memicu krisis hak asasi agama dan etnis di wilayah Tibet.

Dalai Lama, pada usia 90, menegaskan komitmennya untuk terus menentang campur tangan Tiongkok dalam proses spiritualnya. Keputusan mempercayakan Ganden Phodrang Trust untuk suksesi reinkarnasi adalah langkah berani guna menjaga legitimitas dan tradisi agama Tibet.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %