◆ Latar Belakang Munculnya Tren Thrift Fashion
Beberapa tahun terakhir, Thrift Fashion atau gaya berpakaian dari barang bekas mulai menjadi fenomena besar di kalangan Gen Z Indonesia. Jika dulu pakaian bekas identik dengan citra murahan, kini justru menjadi simbol gaya, kreativitas, dan kepedulian lingkungan.
Tren ini tumbuh karena anak muda semakin menolak budaya fast fashion yang boros dan menghasilkan limbah tekstil besar. Mereka lebih memilih pakaian bekas berkualitas tinggi, terutama yang branded, karena unik, awet, dan lebih terjangkau.
Banyak anak muda juga melihat thrifting sebagai cara mengekspresikan identitas personal lewat mix-and-match pakaian yang tidak pasaran.
◆ Alasan Thrift Fashion Diminati Gen Z
Ada beberapa alasan mengapa Thrift Fashion begitu populer di kalangan Gen Z Indonesia.
Pertama, harga terjangkau. Barang branded second biasanya dijual 50–80% lebih murah dari harga baru, sehingga anak muda bisa tampil stylish tanpa menguras tabungan.
Kedua, faktor keberlanjutan. Thrifting membantu mengurangi limbah tekstil dan memperpanjang umur pakaian, sejalan dengan nilai sustainable fashion yang sedang tren.
Ketiga, keunikan gaya. Barang thrifting umumnya limited dan vintage, membuat pemakainya tampil beda dari gaya mainstream yang seragam di toko fast fashion.
◆ Ekosistem Thrift Fashion di Indonesia
Industri Thrift Fashion di Indonesia berkembang sangat cepat. Pasar tradisional seperti Pasar Senen (Jakarta), Pasar Cimol Gedebage (Bandung), dan Pasar Turi (Surabaya) menjadi pusat thrifting besar yang ramai dikunjungi Gen Z.
Selain itu, platform online seperti Shopee, Tokopedia, dan Carousell membuka kategori khusus preloved fashion. Banyak penjual juga membangun toko thrift di Instagram dan TikTok Shop dengan sistem live shopping.
Komunitas thrifting tumbuh subur, berbagi tips memilih barang branded asli, cara merawat pakaian bekas, dan tutorial styling pakaian vintage agar terlihat modern.
◆ Dampak Ekonomi dan Peluang Bisnis
Pertumbuhan Thrift Fashion menciptakan peluang ekonomi baru bagi anak muda. Banyak yang memulai usaha kecil sebagai reseller barang preloved, membeli pakaian kiloan dari pasar lalu menyortir, mencuci, memotret, dan menjual kembali secara online.
Keuntungan usaha ini bisa sangat besar karena modal relatif kecil. Beberapa reseller sukses bahkan membuka butik khusus barang branded second dengan konsep curated store yang eksklusif.
Tren ini juga menghidupkan kembali pasar tradisional karena menjadi sumber utama pasokan barang thrift berkualitas.
◆ Tantangan Dunia Thrifting
Meski populer, Thrift Fashion menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah isu barang palsu yang kerap dijual sebagai branded original. Ini menurunkan kepercayaan konsumen dan merugikan penjual jujur.
Selain itu, stigma sosial masih ada. Sebagian masyarakat menganggap memakai pakaian bekas identik dengan ketidakmampuan ekonomi, meski pandangan ini mulai berubah di kalangan Gen Z.
Tantangan lain adalah regulasi impor barang bekas. Pemerintah melarang impor pakaian bekas untuk melindungi industri tekstil lokal, sehingga pasokan barang thrift legal kadang terbatas.
◆ Peran Media Sosial dalam Menyebarkan Tren
Media sosial menjadi penggerak utama popularitas Thrift Fashion di Indonesia. Konten haul barang thrift, tutorial styling vintage, hingga tips berburu barang branded murah banyak viral di TikTok dan Instagram.
Influencer muda menjadikan thrifting sebagai identitas gaya mereka. Mereka menunjukkan bahwa pakaian bekas bisa terlihat keren dan estetik jika dipadukan dengan kreativitas.
Tagar seperti #ThriftJakarta, #ThriftBandung, dan #ThriftHaul sering trending dan membentuk komunitas online thrifting yang saling mendukung.
◆ Masa Depan Thrift Fashion di Indonesia
Melihat tren 2025, Thrift Fashion diperkirakan akan terus tumbuh pesat di Indonesia. Kesadaran anak muda akan lingkungan, harga terjangkau, dan keunikan gaya membuat thrifting sangat relevan dengan kebutuhan generasi sekarang.
Banyak brand besar bahkan mulai meluncurkan lini preloved resmi mereka sendiri untuk merespons tren ini, seperti program buy-back dan secondhand store.
Jika didukung regulasi yang jelas dan sistem autentikasi barang yang kuat, thrift fashion bisa menjadi sektor penting industri mode Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
🏁 Penutup
◆ Kesimpulan
Thrift Fashion telah menjadi simbol kreativitas, keberlanjutan, dan gaya unik anak muda Indonesia. Dari pasar tradisional hingga butik online, thrifting mengubah cara generasi muda memandang pakaian bekas.
Dengan dukungan komunitas dan media sosial, thrift fashion berpotensi menjadi salah satu segmen mode paling dinamis di Indonesia di masa depan.