pondokpapan.com – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad menegaskan keluarga adalah garda terdepan dalam mencetak generasi bebas stunting. Setiap intervensi—baik nutrisi, edukasi, hingga surveilans kesehatan—harus dimulai dari rumah. Berikut liputan lengkap tentang strategi Pemprov Kepri melalui pola keluarga kuat, gerakan komunitas, sampai kebijakan lokal.
Kondisi Geografis dan Tantangan Distribusi Nutrisi
-
Provinsi pulau-pulau terpencil
Kepri terdiri sekitar 2.804 pulau, dan 70 % berpenghuni. Kondisi geografis ini menyulitkan distribusi layanan nutrisi dan edukasi kesehatan bagi ibu hamil dan anak usia dini.
Banyak keluarga di pulau-pulau kecil kesulitan mengakses fasilitas kesehatan dan edukasi gizi yang memadai. -
Dampak rendahnya edukasi dan ekonomi keluarga
Rendahnya kualitas pendidikan orangtua dan keterbatasan ekonomi menjadi dua penyebab utama tingginya angka stunting di beberapa daerah.
Gubernur mendorong anak remaja dan ibu hamil mengikuti kelas parenting dan literasi gizi. -
Upaya pemetaan daerah rawan stunting
Pemprov telah melakukan pemetaan wilayah rawan stunting untuk menargetkan intervensi langsung pada rumah tangga berisiko tinggi .
Dengan data akurat, program gizi bisa lebih tepat sasaran dan efektif dalam penurunan prevalensi.
Strategi Pemprov Kepri dan BKKBN: Integrasi Keluarga & Komunitas
-
Gerakan Orang Tua Asuh “Genting”
Program ini mengajak individu, komunitas, dan sektor swasta untuk menjadi “orang tua asuh” bagi keluarga berisiko stunting. Bantuan berupa nutrisi dan non-nutrisi disalurkan selama 1.000 hari pertama kehidupan.
Bantuan rutin Rp 15.000 per hari mencakup tambahan telur, protein hewani, hingga jamban sehat. -
Gercep Anting – intervensi cepat terpadu
Melalui Dinas Kesehatan Kepri, Gercep Anting di-launching di Lingga dan Tanjungpinang. Program ini melibatkan puskesmas terintegrasi, imunisasi, penyuluhan nutrisi, dan monitoring pertumbuhan anak.
Kader posyandu, petugas kesehatan, dan orang tua dilatih memahami tanda bahaya stunting. -
Kolaborasi multi-pihak lewat “quick win”
BKKBN Kepri memfasilitasi publikasi lewat media massa dan sinergi sektor swasta, TNI, Polri, dan jasa transportasi bagi akses pelayan kesehatan ke pulau terpencil.
Fokus: nutrisi ibu hamil dan anak 0–23 bulan, serta peran ayah melalui “Gate” (Gerakan Ayah Teladan).
Kebijakan dan Anggaran: Bukti Komitmen Pemerintah Daerah
-
Alokasi Rp 7,3 miliar untuk posyandu 2024
Pemprov mengalokasikan dana Rp 5 juta untuk masing-masing dari 1.467 posyandu.
Dana ini digunakan untuk operasional, edukasi keluarga, dan pelaporan gizi balita. -
Forum Bangga Kencana dan percepatan stunting
Pada 3 April 2024, Gubernur membuka Forum Koordinasi Daerah, melibatkan BKKBN, OPD, dan mitra inovatif. Targetnya mencapai stunting ≤10,21 % di 2024, jauh di bawah rata-rata nasional.
Ditandai lewat penandatanganan komitmen dan distribusi insentif kepada ribuan pendamping keluarga. -
Fokus gizi lokal melalui “Gemarikan”
Program makan ikan nasional (Gemarikan) diimplementasikan di Desa Ponggak Laut, mendorong pemberian lauk ikan ke balita. Kolaborasi antara Dinas Kelautan, BKKBN, dan PKK desa menjadi model yang bisa digandakan di daerah pesisir.
Nutrisinya lengkap, vitamin dan protein optimal untuk tumbuh kembang anak.
Peran Fundamental Keluarga dalam Pencegahan Stunting
-
Kelas parenting dan edukasi orangtua
Wagub Marlin Agustina buka kelas parenting di Batam, khusus untuk ibu hamil/pasangan muda. Tujuannya membekali keluarga dengan pengetahuan nutrisi dan tumbuh kembang anak sejak kandungan.
Pelibatan PKK dan kader posyandu semakin memperluas jangkauan edukasi. -
Peran ayah lewat “Gate” dan gelar ayah teladan
Gerakan Ayah Teladan mengedukasi ayah dalam perawatan anak. Memberikan akses aplikasi konsultasi (Satya Gatra, TentangAnak) dan dukungan komunitas ayah aktif.
Ini penting karena stunting bukan hanya soal ibu, tapi tanggung jawab keluarga secara utuh. -
Lingkungan keluarga sebagai pondasi utama
Gubernur Ansar menegaskan keluarga adalah lini pertama dalam mencegah stunting. Jika orangtua melek gizi, aktif memantau tumbuh kembang, dan mempraktikkan perilaku hidup bersih, maka anak bisa tumbuh optimal.
Faktor sanitasi dan akses air bersih juga wajib diperhatikan sebagai bagian dari pembiasaan hidup sehat di rumah.
Indonesia Emas Dimulai dari Setiap Rumah
Upaya Penurunan stunting di Kepri menunjukkan bahwa keluarga adalah kunci utama:
-
Keluarga sadar gizi bermula dari edukasi dan intervensi lokal.
-
Kolaborasi multi-pihak memperkuat sumber daya dan strategi.
-
Kebijakan tegas dan anggaran memadai membuktikan komitmen daerah.
Jika program Genting, Gercep Anting, Gemarikan, Gate, dan kampanye posyandu bisa berjalan konsisten, Kepri bisa jadi model nasional dalam penciptaan generasi bebas stunting—menuju Indonesia Emas 2045.